Jumat, 04 Januari 2013

nitrimetri




A. Nitrimetri
Metode titrasi Nitrimetri merupakan metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku Natrium Nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium. Dalam Nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan molaritas (M) karena molaritasnya sama dengan normalitasnya. ( Rohman, 2007 ). Reaksi antara amina aromatik primer dengan natrium nitrit dalam suasana asam dapat berjalan kuantitatif dan garam diazonium yang terbentuk larut dalam air. Titik akhir titrasi ditandai oleh kelebihan natium nitrit yang dapat ditentukan dengan 2 cara yang utama : 1. Pemakaian indikator luar
Dapat dipakai karena kanji KI atau pasta kanji KI yang akanmemberikan warna biru kalau nitrit berlebih, ion triiodida akanmemberikan warna biru pada kertas kanji atau pasta kanji. Penetapan kadar amina aromatik primer secara nitrimetri memakai indikator luar adalah merupakan cara yang paling umum. Keuntungan pemakaian indikator luar adalah perubahan warnajelas sedangkan kerugiannya antara lain adalah:
a. Pelaksanaan tidak praktis, karena kita harus menggoreskan
b. Larutan yang akan dititer harus didinginkan
c. Memerlukan reaksi orientasi untuk memperkirakan titik akhir titrasi
2. Pemakaian indikator dalam
Memerlukan indikator campur Treopelin OO dan Biru Metilen. Dalam suasana asam treopelin OO berwarna merah dan biru metilen berwarna biru. Kalau terdapat natrium nitrit berlebih maka warna treopelin OO akan berubah menjadi kuning. Dengan demikian perubahan warna dari ungu menjadi ungu muda (dekat titik akhir) berubah menjadi biru hijau (titik akhir titrasi).Titrasi dengan memakai indikator dalam dapat dilakukan pada temperatur kamar, untuk ini diperlukan adanya KBr sebagai katalis. Titrasi Nitrimetri dapat dipergunakan untuk menetapkan kadar senyawa yang mempunyai gugus amina aromatik primer bebas atau zat - zat yang dapat dirubah menjadi amina aromatik primer bebas.




Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik,khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antarafenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garamdiazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang berlangsungdalam dua tahap seperti dibawah ini : 
NaNO2 + HCl → NaCl + HONO
Ar- NH2 + HONO + HCl → Ar-N2Cl + H2O

Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudahtergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhudibawah 15oC.
 Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida.Reaksi dilakukan dibawah 15oC, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akanterurai menjadi fenol dan nitrogen.
Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkankalium bromida.Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi ditunjukan oleh perubahan warna dari pasta kanji iodideatau kertas iodida sebagai indicator luar.
Kelebihan asam nitrit terjadi karena senyawa fenilsudah bereaksi seluruhnya, kelebihan ini dapat berekasi dengan yodida yang ada dalam pastakanji atas kertas, reaksi ini akan mengubah yodida menjadi iodine diikuti dengan perubahanwarna menjadi biru.
Kejadian ini dapat ditunjukkan setelah larutan didiamkan selama beberapamenit.
Reaksi perubahan warna yang dijadikan infikator dalam titrasi ini adalah :
KI +HCl → KCl + HI
2 HI + 2 HONO → I2 + 2NO + H2OI2 + Kanji yod (biru)
Penetapan titik akhir dapat juga ditunjukkan dengan campuran tropiolin dan metilen blue sebagaiindikator dalam larutan. Titik akhir titrasi juga dapat ditentukan dengan teknik potensiometrimenggunakan platina sebagai indikator elektroda dan saturated calomel elektroda sebagaielektroda acuan















Nitrimetri adalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO2 sebagai pentiter dalam suasana asam. Pada suasana asam, NaNO2 berubah menjadi HNO2 (asam nitrit) yang akan bereaksi dengan sampel yang dititrasi membentuk garam diazonium.
Pembentukan garam diazonium berjalan lambat, oleh karena itu untuk mempercepatnya dapat ditambahkan KBr sebagai katalis.
Zat yang dapat dititrasi dengan nitrimetri adalah zat yang mengandung gugus –NH2 (amin) aromatis primer atau zat lain yang dapat dihidrolisis/direduksi menjadi amin aromatis primer.
Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara:
1.      Visual
Dengan indicator dalam, dengan tropeolin oo (5 tetes) dan metilen blue (3 tetes). Indikator dalam adalah indicator yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, penggunaan indicator dalam mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu :
Kelebihan :
  •       cara kerja cepat dan praktis
  •       dapat dilakukan pada suhu kamar
Kekurangan :
  •       penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa zat  lainnyaperubahannya tidak jelas

Dengan indicator luar, dengan pasta kanji-KI. Indikator luar diletakkan diluar Erlenmeyer.
Kelebihan :
  •       untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih jelas
Kekurangan :
  •       cara kerja tidak praktis
  •       terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat terbuang
  •       titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15oC


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam nitrimetri :
  1. apabila digunakan indicator luar, suhu harus dibawah 15oC karena bila suhu tinggi garam diazonium akan pecah \rightarrow uap NO \rightarrow hasil tidak akurat, bila menggunakan indicator dalam suhunya tidak harus 15oC tetapi harus tetap dijaga supaya tidak terlalu tinggi.
  2. penetesan NaNO2 dari buret jangan terlalu cepat karena pembentukan garam diazonium memerlukan waktu yang lama. Bila penetesan terlalu cepat \rightarrow HONO belum bereaksi dengan sampel \rightarrow begitu diteteskan dengan indicator luar akan menimbulkan warna biru langsung, maka hasil tidak akurat.
  3. pH harus asam karena apabila keasaman kurang maka titik akhir titrasi tidak jelas dan garam diazonium yang terbentuk tidak sempurna karena garam diazonium tidak stabil pada suasana netral atau basa
  4. pemakaian KBr boleh dilakukan ataupun  tidak, tetapi apabila tidak ditambahkan KBr suhu harus dibawah 15oC
  5. bila menggunakan indicator luar, hati-hati pada reaksi titik akhir palsu. Titik akhir dicapai bila saat digoreskan pada pasta kanji-KI langsung terbentuk warna biru. bila lama-kelamaan pasta-kanji-KI menjadi biru bukan titik akhir, hal ini bisa terjadi karena oksidasi udara atau garam diazonium yang bereaksi dengan KI








Reaksi diazotasi dapat ber­langsung dengan syarat sebagai berikut:
  1. temperatur yang digunakan harus rendah yaitu di bawah 150 C, sebab pada temperatur yang lebih tinggi garam dia­zonium yang terbentuk tidak stabil dan akan terhidrolisis menjadi fenol dan gas hi­drogen, dan dikhawatirkan pa­­da temperatur yang lebih tinggi asam nitrit lebih cepat terurai sehingga reaksinya ti­dak stoikiometri. Titrasi pada suhu kamar tidak berbeda ha­silnya apabila dilakukan per­lahan-lahan.
  2. Ditambah KBr sebagai katalis
  3. Dalam suasana asam (HCl)

Identifikasi Nitrit (NO2- )
a.   Dengan asam klorida encer  dengan hati-hati  dihasilkan ca­iran biru pucat yang tidak stabil dan dilepaskan uap ni­trogen dioksida yang ber­warna coklat.
- NO2-+ H+   → HNO2                        
- 3HNO2   HNO3  + 2NO + H2O   
- 2NO↑ +   O2  → 2NO2

b.   Dengan larutan besi (II) sulfat yang ditambahkan pelan-pe­lan melalui dinding tabung yang telah ditambah asam sulfat/asetat encer terbentuk cin­cin coklat pada perbatasan kedua larutan.
- NO2- + CH3COOH   → HNO2  + CH3COO-                
- 3HNO2   HNO3  + 2NO↑ + H2O   
- Fe2+ + SO42- + 2NO↑ → (Fe2NO)SO4
c.   Dengan larutan barium klorida tidak terbentuk endapan
d.   Dengan larutan perak nitrat  terbentu endapan putih perak nitrit.
NO2-  + Ag+    Ag NO2
e.   Dengan larutan kalium per­manganat yang telah diasam­kan dengan asam sulfat encer maka warna ungu dari kalium permanganat luntur, tapi tak ada gas yang dilepaskan.
      5NO2-  + 2MnO4- + 6H+   → 2 Mn2++ 5NO3-+ 3H2O



Teori Umum
            Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun demikian agar tirasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi :
1.   Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron secara stokhiometri.
2.   Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur (kesempurnaan 99%).
3.   Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.
            Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi (nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin  aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam
            Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida.
            Tirtasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotic sulfonamide dan juga senyawa-senyawa anestetika local golongan asam amino benzoate.

Pengertian Titrasi Nitrimetri
Metode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan mengunakan larutan baku natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.Nitrimetri adalah suatu cara penetapan kadar, suatu zat dengan larutan nitrit.

Prinsip Titrasi Nitrimetri
            Prinsipnya adalah reaksi diazotasi
1.      Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin aromatic sekuder dan gugus nitro aromatic);
2.      Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder;
3.      Pembentukan senyawa azidari gugus hidrazida dan
4.      Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.
Contoh zat yang memiliki gugu amin aromatic primer misalnya benzokain, sulfa; yang mempunyai gugus amin alifatis  misalnya Na siklamat; yang memiliki gugus hidrazida misalnya INH; yang memiliki gugu amin aromatis sekunder adalah parasetamol, fenasetin, dan yang memiliki  gugus nitroaromatik adalah kloramfenikol.




Hal-hal yang diperhatikan dalam nitrimetri  
            Hal-hal yang harus diperhatikan dalam nitrimetri adalah :
a.       Suhu
Pada saat melakukan titrasi, suhu harus antara 5-150C. walaupun sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang lebih rendah yaitu 0-50C. pada temperature 5-150C digunakan KBr sebagai stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu tinggi karena :
Ø      HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi.
Ø      Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol.

b.       Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk
1.      Mengubah NaNO2 menjadi HNO2-
2.      Pembentukan garam diazonium.

c.       Kecepatan reaksi
Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.

 Indicator Nitrimetri
            Untuk menentukan titik akhir titrasi nitrimetri dapat dgynakan digunakan 2 indikator yaitu:
a.      Indikator dalam
Yaitu indicator yang digunakan dengan cara memasukkan indicator tersebut ke dalam larutan yang akan akan dititrasi, contohnya tropeolin 00 dan metilen blue (5 : 3).
b.     Indikator luar
Sulfanilat ke dalam Erlenmeyer usahakan terlokalisasi pada satu titik, agar tidak diperlukan banyak ammonia untuk melarutkan Serelah asam sulfanilat larut, larutan kemudian diasamkan dengan HCI 25% sampai pH 2, karena asam nitrit terbentuk pada suasana asam. Kemudian tembahan KBr, yang pada titrasi nitrimetri diperlukan sebagai :
1.         Katalisator, yaitu untuk mempercepat reaksi karena KBr dapat mengikat NO2 membentuk nitrosobromid, yang akan meniadakan teaksi tautomerasi dari bentuk keto dan langsung membentukfenol.
2.         Stabilisator, yaitu untuk mengikat NO2 agar asam nitrit tidak terurai atau menguap.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar