A.
Nitrimetri
Metode
titrasi Nitrimetri merupakan metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan
menggunakan larutan baku Natrium Nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi
diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam
suasana asam membentuk garam diazonium. Dalam Nitrimetri, berat ekivalen suatu
senyawa sama dengan berat molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol
asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula,
untuk nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan molaritas
(M) karena molaritasnya sama dengan normalitasnya. ( Rohman, 2007 ). Reaksi
antara amina aromatik primer dengan natrium nitrit dalam suasana asam dapat
berjalan kuantitatif dan garam diazonium yang terbentuk larut dalam air. Titik
akhir titrasi ditandai oleh kelebihan natium nitrit yang dapat ditentukan
dengan 2 cara yang utama : 1. Pemakaian indikator luar
Dapat
dipakai karena kanji KI atau pasta kanji KI yang akanmemberikan warna biru
kalau nitrit berlebih, ion triiodida akanmemberikan warna biru pada kertas
kanji atau pasta kanji. Penetapan kadar amina aromatik primer secara nitrimetri
memakai indikator luar adalah merupakan cara yang paling umum. Keuntungan
pemakaian indikator luar adalah perubahan warnajelas sedangkan kerugiannya
antara lain adalah:
a.
Pelaksanaan tidak praktis, karena kita harus menggoreskan
b.
Larutan yang akan dititer harus didinginkan
c.
Memerlukan reaksi orientasi untuk memperkirakan titik akhir titrasi
2.
Pemakaian indikator dalam
Memerlukan
indikator campur Treopelin OO dan Biru Metilen. Dalam suasana asam treopelin OO
berwarna merah dan biru metilen berwarna biru. Kalau terdapat natrium nitrit
berlebih maka warna treopelin OO akan berubah menjadi kuning. Dengan demikian
perubahan warna dari ungu menjadi ungu muda (dekat titik akhir) berubah menjadi
biru hijau (titik akhir titrasi).Titrasi dengan memakai indikator dalam dapat
dilakukan pada temperatur kamar, untuk ini diperlukan adanya KBr sebagai
katalis. Titrasi Nitrimetri dapat dipergunakan untuk menetapkan kadar senyawa
yang mempunyai gugus amina aromatik primer bebas atau zat - zat yang dapat
dirubah menjadi amina aromatik primer bebas.
Titrasi nitrimetri merupakan titrasi
yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik,khususnya untuk
persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi
antarafenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam
menbentuk garamdiazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan
persamaan yang berlangsungdalam dua tahap seperti dibawah ini :
NaNO2 + HCl → NaCl + HONO
Ar- NH2 + HONO + HCl →
Ar-N2Cl + H2O
Reaksi ini tidak stabil dalam suhu
kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudahtergedradasi membentuk senyawa
fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhudibawah 15oC.
Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan
panambahan garam kalium bromida.Reaksi dilakukan dibawah 15oC, sebab
pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akanterurai menjadi fenol dan
nitrogen.
Reaksi diazonasi dapat dipercepat
dengan menambahkankalium bromida.Titik ekivalensi atau titik akhir titrasi
ditunjukan oleh perubahan warna dari pasta kanji iodideatau kertas iodida
sebagai indicator luar.
Kelebihan asam nitrit terjadi karena
senyawa fenilsudah bereaksi seluruhnya, kelebihan ini dapat berekasi dengan
yodida yang ada dalam pastakanji atas kertas, reaksi ini akan mengubah yodida
menjadi iodine diikuti dengan perubahanwarna menjadi biru.
Kejadian ini dapat ditunjukkan
setelah larutan didiamkan selama beberapamenit.
Reaksi perubahan warna yang
dijadikan infikator dalam titrasi ini adalah :
KI +HCl → KCl + HI
2 HI + 2 HONO → I2 + 2NO
+ H2OI2 + Kanji yod (biru)
Penetapan titik akhir dapat juga
ditunjukkan dengan campuran tropiolin dan metilen blue sebagaiindikator dalam
larutan. Titik akhir titrasi juga dapat ditentukan dengan teknik
potensiometrimenggunakan platina sebagai indikator elektroda dan saturated
calomel elektroda sebagaielektroda acuan
Nitrimetri
adalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO2 sebagai pentiter dalam
suasana asam. Pada suasana asam, NaNO2 berubah menjadi HNO2
(asam nitrit) yang akan bereaksi dengan sampel yang dititrasi membentuk garam
diazonium.
Pembentukan garam diazonium berjalan
lambat, oleh karena itu untuk mempercepatnya dapat ditambahkan KBr sebagai
katalis.
Zat yang dapat dititrasi dengan
nitrimetri adalah zat yang mengandung gugus –NH2 (amin) aromatis
primer atau zat lain yang dapat dihidrolisis/direduksi menjadi amin aromatis
primer.
Penentuan titik akhir titrasi dapat
dilakukan secara:
1.
Visual
Dengan indicator dalam,
dengan tropeolin oo (5 tetes) dan metilen blue (3 tetes). Indikator dalam
adalah indicator yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, penggunaan indicator
dalam mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu :
Kelebihan :
- cara kerja cepat dan praktis
- dapat dilakukan pada suhu kamar
Kekurangan :
- penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa zat lainnyaperubahannya tidak jelas
Dengan indicator luar, dengan
pasta kanji-KI. Indikator luar diletakkan diluar Erlenmeyer.
Kelebihan :
- untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih jelas
Kekurangan :
- cara kerja tidak praktis
- terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat terbuang
- titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15oC
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam nitrimetri :
- apabila digunakan indicator luar, suhu harus dibawah 15oC karena bila suhu tinggi garam diazonium akan pecah uap NO hasil tidak akurat, bila menggunakan indicator dalam suhunya tidak harus 15oC tetapi harus tetap dijaga supaya tidak terlalu tinggi.
- penetesan NaNO2 dari buret jangan terlalu cepat karena pembentukan garam diazonium memerlukan waktu yang lama. Bila penetesan terlalu cepat HONO belum bereaksi dengan sampel begitu diteteskan dengan indicator luar akan menimbulkan warna biru langsung, maka hasil tidak akurat.
- pH harus asam karena apabila keasaman kurang maka titik akhir titrasi tidak jelas dan garam diazonium yang terbentuk tidak sempurna karena garam diazonium tidak stabil pada suasana netral atau basa
- pemakaian KBr boleh dilakukan ataupun tidak, tetapi apabila tidak ditambahkan KBr suhu harus dibawah 15oC
- bila menggunakan indicator luar, hati-hati pada reaksi titik akhir palsu. Titik akhir dicapai bila saat digoreskan pada pasta kanji-KI langsung terbentuk warna biru. bila lama-kelamaan pasta-kanji-KI menjadi biru bukan titik akhir, hal ini bisa terjadi karena oksidasi udara atau garam diazonium yang bereaksi dengan KI
Reaksi diazotasi
dapat berlangsung
dengan syarat sebagai berikut:
- temperatur yang digunakan harus rendah yaitu di bawah 150 C, sebab pada temperatur yang lebih tinggi garam diazonium yang terbentuk tidak stabil dan akan terhidrolisis menjadi fenol dan gas hidrogen, dan dikhawatirkan pada temperatur yang lebih tinggi asam nitrit lebih cepat terurai sehingga reaksinya tidak stoikiometri. Titrasi pada suhu kamar tidak berbeda hasilnya apabila dilakukan perlahan-lahan.
- Ditambah KBr sebagai katalis
- Dalam suasana asam (HCl)
Identifikasi
Nitrit (NO2- )
a. Dengan asam klorida encer dengan hati-hati dihasilkan cairan biru pucat
yang tidak stabil dan dilepaskan
uap nitrogen dioksida
yang berwarna
coklat.
- NO2-+
H+ → HNO2
- 3HNO2
→ HNO3 + 2NO↑ + H2O
-
2NO↑ + O2 ↑ → 2NO2 ↑
b. Dengan larutan besi (II) sulfat yang
ditambahkan pelan-pelan melalui dinding tabung yang telah ditambah asam
sulfat/asetat encer terbentuk cincin coklat pada perbatasan kedua larutan.
- NO2- + CH3COOH → HNO2 + CH3COO-
- 3HNO2 → HNO3 + 2NO↑ + H2O
- Fe2+ + SO42-
+ 2NO↑ → (Fe2NO)SO4
c. Dengan larutan barium klorida tidak terbentuk
endapan
d. Dengan larutan perak nitrat terbentu endapan putih perak nitrit.
NO2- + Ag+ →
Ag NO2↓
e. Dengan larutan kalium permanganat yang
telah diasamkan
dengan asam sulfat encer maka warna ungu dari kalium permanganat luntur, tapi tak ada gas yang
dilepaskan.
5NO2- + 2MnO4- + 6H+ → 2 Mn2++ 5NO3-+
3H2O
Teori
Umum
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat
organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun demikian agar
tirasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi
:
1. Harus tersedia pasangan sistem redoks yang
sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron secara stokhiometri.
2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan
berlangsung secara terukur (kesempurnaan 99%).
3. Harus tersedia cara penentuan titik akhir
yang sesuai.
Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi
(nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium
dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit,
dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan
suatu asam
Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator dalam
dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator
tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami perubahan warna dari ungu menjadi
biru kehijauan. Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida.
Tirtasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk menetapkan
kadar senyawa-senyawa antibiotic sulfonamide dan juga senyawa-senyawa
anestetika local golongan asam amino benzoate.
Pengertian
Titrasi Nitrimetri
Metode
titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode penetapan kadar
secara kuantitatif dengan mengunakan larutan baku natrium nitrit. Metode ini
didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatic primer
dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.Nitrimetri
adalah suatu cara penetapan kadar, suatu zat dengan larutan nitrit.
Prinsip
Titrasi Nitrimetri
Prinsipnya adalah reaksi diazotasi
1.
Pembentukan garam diazonium dari
gugus amin aromatic primer (amin aromatic sekuder dan gugus nitro aromatic);
2.
Pembentukan senyawa nitrosamine dari
amin alifatik sekunder;
3.
Pembentukan senyawa azidari gugus
hidrazida dan
4.
Pemasukan gugus nitro yang jarang
terjadi karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana
asam.
Contoh
zat yang memiliki gugu amin aromatic primer misalnya benzokain, sulfa; yang
mempunyai gugus amin alifatis misalnya Na siklamat; yang memiliki gugus
hidrazida misalnya INH; yang memiliki gugu amin aromatis sekunder adalah
parasetamol, fenasetin, dan yang memiliki gugus nitroaromatik adalah
kloramfenikol.
Hal-hal
yang diperhatikan dalam nitrimetri
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam nitrimetri adalah :
a.
Suhu
Pada
saat melakukan titrasi, suhu harus antara 5-150C. walaupun
sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang lebih rendah
yaitu 0-50C. pada temperature 5-150C digunakan KBr
sebagai stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu tinggi karena :
Ø HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu
tinggi.
Ø Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol.
b.
Keasaman
Titrasi
ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk
1.
Mengubah NaNO2 menjadi
HNO2-
2.
Pembentukan garam diazonium.
c.
Kecepatan reaksi
Reaksi
diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi sempurna maka titrasi
harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat. Frekuensi
tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit, lalu menjelang titik-titik
akhir menjadi 2 tetes/menit.
Indicator Nitrimetri
Untuk menentukan titik akhir titrasi nitrimetri dapat dgynakan digunakan 2
indikator yaitu:
a.
Indikator dalam
Yaitu indicator yang digunakan dengan cara memasukkan
indicator tersebut ke dalam larutan yang akan akan dititrasi, contohnya
tropeolin 00 dan metilen blue (5 : 3).
b.
Indikator luar
Sulfanilat ke dalam Erlenmeyer usahakan terlokalisasi pada
satu titik, agar tidak diperlukan banyak ammonia untuk melarutkan Serelah asam
sulfanilat larut, larutan kemudian diasamkan dengan HCI 25% sampai pH 2, karena
asam nitrit terbentuk pada suasana asam. Kemudian tembahan KBr, yang pada
titrasi nitrimetri diperlukan sebagai :
1.
Katalisator, yaitu untuk mempercepat
reaksi karena KBr dapat mengikat NO2 membentuk nitrosobromid, yang
akan meniadakan teaksi tautomerasi dari bentuk keto dan langsung
membentukfenol.
2.
Stabilisator, yaitu untuk mengikat
NO2 agar asam nitrit tidak terurai atau menguap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar